Kemarin,
HMD Matematika UI mengadakan suatu acara “Motivation Training”, lagi-lagi
dengan pembicara yang amazing yaitu Kak Azhar Nurun Ala.
Azhar
Nurun Ala ialah seorang mahasiswa FKM UI angkatan 2009 dengan prodi Ilmu Gizi,
wakil ketua BEM UI 2013, penulis antologi prosa “Ja(t)uh” dan novel “Tuhan
Maha Romantis”, masih muda (yailah, lahir tahun 1993 --“),
tampan, tapi para wanita pasti kecewa karena Kak Azhar sudah beristri. Walaupun
Kak Azhar kuliah di fakultas Kebanyakan Muslimah, eh salah maksudnya Fakultas
Kesehatan Masyarakat, tapi ia punya passion di bidang sastra dan marketing. Mungkin
agak berseberangan dengan jurusan kuliahnya, tapi setahuku kak Azhar mulai
menemukan passionnya saat ia duduk di bangku perkuliahan. Sejujurnya, aku
senang sekali bisa bertemu dengan Kak Azhar dan mendengarkan sharing-sharing
pengalamannya. Sudah lama aku sering membaca blog & tumblr nya, dan kagum dengan
tulisan-tulisannya (yaah,
mungkin bisa dianggap sebagai fans nya *eh). Penasaran nggak
sih apa yang kemarin di-share sama Kak Azhar? Nih, aku coba merangkumnya.
Motivation
Training kali ini bertemakan “Menyeimbangkan waktu antara kuliah dan organisasi”,
tapi Kak Azhar mengatakan kalau ia bukanlah seorang trainer atau motivator jadi
ia hanya akan berbagi pengalamannya.
Kak
Azhar memulai dengan memperlihatkan grafik demografi penduduk Indonesia, dari
grafiknya terlihat bahwa mayoritas masyarakat Indonesia berada di usia
produktif dan itulah yang menjadi bonus demografi yang memberikan kesempatan bagi
Indonesia untuk bisa memajukan negaranya. Lalu, bagaimana kita memanfaatkan
bonus demografi tersebut? Ada 3 karakter utama masyarakat baru Indonesia,
yaitu:
1. Pendidikan
Tinggi
2. Well
Connected (melalui internet, social media, dll)
3. Native
democracy (lahir ketika dunia sudah demokrasi)
Walaupun memiliki bonus
demografi dan kekayaan alam yang melimpah, ironisnya Indonesia tidak mampu
memanfaatkannya dengan baik. Banyak perusahaan asing yang dengan mudahnya
mengeruk keuntungan dari kekayaan alam Indonesia, sebut saja Freeport. APBN
pemerintah pun masih jauh di bawah keuntungan Freeport yang mencapai 400
triliun/tahun. Kemudian, apakah kita mau menjadi bagian dari SOLUSI atau
menjadi tambahan MASALAH bagi Indonesia? Superman is dead. Hanya dengan seorang
presiden baru, tak serta merta masalah di indonesia selesai. Jadilah solusi
bagi Indonesia dan organisasi adalah jalan untuk belajar membantu Indonesia.
Mungkin
kita sebagai mahasiswa bertanya-tanya, bagaimana caranya merangkul organisasi
menjadi sahabat di masa perkuliahan ini? Kak Azhar memberikan 3 tipsnya, yaitu:
1.
Kenali
diri dan lingkungan
“Sebuah
pasukan yang tidak memahami kekuatan diri sendiri dan kekuatan lawannya, akan
kalah dalam pertempuran. Sebuah pasukan yang memahami kekuatan diri sendiri
tapi tidak memahami kekuatan lawannya akan memenangkan 1 dari 2 pertempuran.
Dan sebuah pasukan yang memahami kekuatan dirinya dan kekuatan lawannya, akan
menang di semua pertempuran”. Dari sini, kita bisa
tahu bagaimana pentingnya mengenal diri dan lingkungan. Kalau kita suka
berwirausaha, carilah organisasi yang mampu mengembangkan passion kewirausahaan
kita. Intinya, kenalilah diri kita, apa yang disuka dan tidak disuka, apa
passion kita, dsb, kemudian carilah organisasi yang sesuai dengan diri kita
agar kita bisa berkembang karena suatu benih akan tumbuh subur di tempat yang
cocok.
2.
Tentukan
target
Apa yang ingin kita lakukan di semester
depan, apa yang ingin dilakukan setelah lulus kuliah, dll. Orang yang tidak
memiliki target dan cita-cita dalam hidupnya, nantinya akan terombang-ambing
dengan cita-cita orang lain.
3.
Nikmati
Nikmati perjalanan menuju target yang ingin dicapai.
Proses ber-organisasi adalah proses pembelajaran yang harus kita nikmati. Ada
sebuah perumpamaan antara seorang penyelam dan orang yang tenggelam. “Seorang penyelam menyadari dirinya akan
menyelam di laut sehingga membuat berbagai persiapan dan latihan untuk bisa
bertahan di dalam air, ia menikmati penyelamannya dan keluar dari air dengan
perasaan yang bahagia. Tapi orang yang tenggelam tidak menyadari dirinya akan
jatuh ke laut, tidak ada yang persiapan sama sekali karena mungkin ia tenggelam
karena terpeleset kemudian jatuh ke laut, didorong temannya, atau karena
kapalnya yang karam.” Janganlah menjadi orang yang tenggelam!
Setiap manusia memiliki modal yang sama dalam hidupnya,
yaitu waktu 24 jam dalam sehari. Lalu bagaimana orang-orang semisal Kak Faldo
Maldini, Kak Iman Usman, dll yang hebat dalam organisasi tanpa mengabaikan
kuliahnya bisa memanfaatkan waktu 24 jam nya itu secara optimal? Kak Azhar
memberikan beberapa tips nya, yaitu:
1.
Kurangi waktu tidur. Tidur 4 jam mungkin
sudah cukup.
2.
Fokus pada apa yang dihadapi.
Kalau
sedang kuliah di kelas, ya fokuslah pada kuliah yang sedang diajarkan. Kalau
sedang ber-organisasi, fokuslah pada apa yang sedang dikerjakan dalam
organisasi. Seseorang mungkin bisa multitasking, pekerjaan yang dilakukannya
bisa selesai namun pasti ada beberapa hal yang terlewatkan dan tidak dipahami.
Ketika kita berada di posisi sulit, ya mungkin bisa
diistilahkan sebagai “galau”, ingatlah
“Apa yang bisa dirubah,
perjuangkan. Apa yang tidak bisa dirubah, syukurilah.”
“Be the best version of
you”
Kak Azhar mengatakan,
“Yang membedakan dirimu
hari ini dan dirimu di masa yang akan datang adalah buku-buku yang kamu baca
dan orang-orang yang kamu temui”
Alhamdulillah bisa
kuliah di universitas yang di dalamnya banyak terdapat orang-orang hebat dan
keren, makasih ya Allah :))
No comments:
Post a Comment