Monday, January 28, 2013

Aku dan Kau


Mengantarkan adikku ke sekolah, membawa berbagai kenangan itu kembali padaku. Jalan menuju sekolah yang pernah kita lewati dulu, kini telah bagus. Program pemerintah untuk menghaluskan jalan telah terealisasi. Entah terealisasi karena tuntunan masyarakat, merasa itu kewajiban pemerintah, atau sebagai ajang promosi menuju pilkada, entahlah.
Melalui jalan itu, mengingatkanku ketika dulu temanmu pernah terjatuh ke lubang disaat hujan. Kini, aku tak menemukan lubang itu. Dulu, aku tertawa di belakangmu ketika kulihat temanmu yang berjalan di sampingmu itu jatuh. Begitu pula dirimu, aah senangnya melihat tawamu saat itu.
Mendengar adikku menyebutkan nama guru itu, mengingatkanku ketika dulu beliau pernah memegang pundak kita disaat para pengurus kelas berbaris di lapangan. Saat itu kau berbaris tepat disampingku, dan... aku merasa sangat dekat denganmu.
Melihat bangunan di samping mushola itu, mengingatkanku ketika pertama kali aku melihatmu bermain bola di lapangan dekat sana. Bangunan itu kini menghalangi pandanganku untuk melihat lapangan tempat kau dulu pernah bermain bola disana.
Mendengar lagu “Hujan” milik Utopia, mengingatkanku saat kita istirahat bimbel dan hujan turun. Aku hanya bisa mencuri pandang melihatmu mengobrol dengan teman-temanmu. Hujan juga mengingatkanku ketika dulu kita pernah bermain hujan saat pulang sekolah. Kau dan temanmu berjalan di depanku dan aku beserta temanku berjalan agak jauh dibelakangmu. Senangnya bisa mendapat kesempatan lebih lama untuk bisa melihatmu.
Mungkin, lagu “Pemuja Rahasia” milik Sheila on7 cocok untukku saat itu. Bagiku kau begitu mudah untuk kukagumi. Kau memang tampan, tapi..ketampanan itu relatif dan masih banyak orang yang lebih tampan darimu. Keahlianmu bermain bola biasa saja, tak terlalu menonjol dan juga tak sangat rendah. Begitu pula dengan prestasi sekolahmu. Kau pun bukan tipe orang yang bisa dikagumi dari segi akhlak yang agamis. Aku juga tak pernah benar-benar dekat dan menjadi temanmu, mungkin kau dan aku hanya kenal nama. Tapi anehnya, mengapa hatiku merasakan getaran cetarrr halilintar membahana ketika bertemu denganmu? Dan mengapa dadaku berbunyi dag dig dug seperti ketika akan menghadapi ujian saat dekat denganmu?
     Berjuta-juta kejadian terus hadir namun kenangan-kenangan itu masih tersimpan indah di otakku, mungkin hanya aku sendiri yang menyimpan ingatan itu. Aaaah....sudahlah.


Back
to top