Lagi suka banget sama lagu ini :)
Sunday, October 26, 2014
Sunday, October 19, 2014
Semu
Kita bagaikan sosok semu
Berbicara tanpa benar-benar bertemu..
Padamu, aku sering bercerita
Walau kita tak bertatap muka
Kuungkapkan segalanya
Meski kau tak bersuara..
Mungkin kau anggap rasa ini tak nyata
Karna bagimu aku hanya sesosok maya
Yang hanya bisa menyapa
Tanpa banyak kata-kata..
Kau katakan dirimu menyebalkan
Lebih menyebalkan daripada orang-orang disana
Ya memang itulah adanya dirimu
Meski begitu rasanya hatiku telah divaksin untuk bisa menerimamu..
Entah kapan vaksin ini akan hilang
Aku berharap ia menghilang di saat yang tepat
Saat Tuhan telah membalikkan hatimu
Atau Tuhan yang membalikkan hatiku..
-Depok, 18 Oktober 2014-
Sunday, October 12, 2014
Bekasi Salah Apa?
Halooo... selamat siang kawula muda
*ngomong gaya Dodit*
Siang terik begini gue pengen
cerita tentang sebuah daerah yang lagi hitz banget di medsos. Tau kan? Yap,
Bekasi. Awalnya gue bingung kenapa nama Bekasi sering disebut-sebut di medsos,
diledekin. Awalnya gue nggak tau apa-apa, serius ._.v Katanya banyak yang bikin
meme tentang Bekasi. Yaudah lah gue cari meme comicnya dan gue temukan ini
Selain
nyari meme Bekasi itu, gue juga coba baca sebuah artikel di bekasiurbancity.com
yang ngebahas asal mula bekasi jadi bahan bully-an di medsos. Katanya Bekasi
itu panas, Bekasi itu jauh. Bener sih, di Bekasi itu emang panas banget kalo
siang. Tapi ya namanya siang hari, matahari lagi bersinar dengan teriknya,
tempat mana sih yang nggak panas? Jakarta juga panas kok, Depok juga (meskipun
nggak sepanas di Bekasi).
Monday, September 1, 2014
Woman And Beauty
"Everything
has beauty, but not everyone sees it"
-Conficius-
Setiap wanita itu cantik, tapi semua itu
tergantung bagaimana cara ia menampakkannya di depan umum. Sebagai seorang
wanita, setidaknya kita harus memiliki alat make up -walaupun hanya bedak
atau lipstik/liiptint/lipgloss. Suka atau tidak suka, make up itu memang
diperlukan. Tapi kenapa make up itu diperlukan? Dulu ibu saya
pernah bilang, kalau cewek itu harus pakai bedak biar keliatan ceweknya. Karena
itulah, saat kecil saya dibiasakan memakai bedak. Setelah cukup dewasa, saya
mulai mengerti bahwa setidaknya make up itu perlu agar wajah tidak terlihat
pucat apalagi saat menghadiri acara formal. Untuk menjalani kegiatan
sehari-hari (kuliah, jalan2 santai bareng teman, nonton,dll) cukup pakai
make up yang simple saja –dengan bedak/powder atau liptint/lipgloss/lipstik.
Berbeda dengan kegiatan sehari-hari, untuk menghadiri acara formal
kita butuh make up yang lebih (eyeshadow, eyebrow,eyeliner, maskara,
dll).
Untuk yang belum bisa ber-make
up ria, mungkin pergi ke salon adalah salah satu pilihan praktis saat akan
menghadiri acara formal. Tapi kalau pergi ke salon terus-terusan?
Bangkrut juga kan. Oleh karena itu, setidaknya seorang wanita perlu memiliki
alat make up dasar. Iseng-iseng mencari online shop yang menjual make up dkk,
saya menemukan Zalora. Online shop yang satu ini
merupakan online shop terbesar di Indonesia. Ternyata disana menjual make up
dengan berbagai brand, salah satunya di halaman eyeshadow Zalora saya
menemukan eyeshadow dari berbagai brand ternama. Ya, ini merupakan salah satu
pilihan berbelanja yang mudah.
"A girl
should be two things: classy and fabulous."
― Coco Chanel
Sebenarnya, cantiknya seorang wanita
tidak hanya sekedar cantik fisik, namun juga kecantikan hati. Jadi, jangan
hanya memperhatikan kecantikan fisik, tapi perhatikan juga bagaimana seharusnya
seorang wanita bertingkah laku. Nggak mau kan jadi wanita yang cantik fisik
tapi kelakuan kayak mak lampir? *eh haha ._.v
Tuesday, August 26, 2014
Jangan Jadi Pengendara "Annoying"
Manusia
hidup di dalam masyarakat dengan etika. Makan, minum, berbicara, bertamu, dan
kegiatan lainnya diatur oleh etika. Begitu pula dengan berkendara, ada
etikanya, entah itu berkendara motor, mobil, truk, bahkan sepeda sekalipun. Dan
ketika etika berkendara itu diabaikan, kamu akan dianggap sebagai pengendara
yang “annoying”. Annoying yang saya maksudkan disini adalah mengganggu
pengendara/pengguna jalan yang lain. Disini saya hanya akan membahas mengenai
pengendara motor yang “annoying”. Mau tau ciri-ciri pengendara motor yang “annoying”?
Yuk kita bahas.
1.
Terlalu
sering membunyikan klakson
Saya akui membunyikan klakson itu bukan hal buruk – yaiyalah, kalo membunyikan klakson itu hal yang buruk, kenapa setiap
motor dilengkapi klakson?-
Membunyikan
klakson itu penting ketika kamu ingin mengingatkan pengendara lain yang lengah,
atau menerobos jalanmu secara tiba-tiba. Terkadang karena bunyi klakson juga,
orang lain yang mengendarai kendaraan sambil meleng –nggak fokus/lihat kanan kiri-, mengantuk atau bahkan tertidur, bisa
sadar lagi dan kembali pada fokusnya. Tapi, pernahkah kamu ketika mengendarai
motor dengan aman dan wajar tiba-tiba diklakson orang lain hanya untuk
menyingkir sedikit dari jalan orang itu? Saya sedikit terganggu dengan hal
semacam ini. Sebentar sebentar klakson, sebentar sebentar klakson, mbok yo sing sabar, alon-alon asal kelakon
mas mbak... Saya rasa jalanan menjadi sangat bising dengan banyaknya
pengendara yg seperti ini.
2.
Menerobos
lampu lalu lintas
Seringkali saya terjebak di pertigaan/perempatan dalam situasi dimana lampu
merah sedang menyala, namun kondisi jalan sepi sehingga banyak pengendara yang
menerobos lampu lalu lintas. Ketika saya ingin berhenti untuk mematuhi rambu –juga karena khawatir tertabrak motor/mobil
dari arah berlawanan-, saya malah diklakson untuk segera jalan. “Plis deh.. Apa Anda tak pernah diajari
untuk berhenti ketika lampu merah menyala dan jalan ketika lampu hijau menyala?
Apa Anda buta warna, tidak bisa membedakan warna merah dan hijau?” -__-
Saturday, July 12, 2014
Wednesday, June 25, 2014
Yuk, Banyak-banyak Bersyukur!
Libur kali ini gue isi dengan menonton beberapa film,
mungkin ini terlihat useless dan wasting time. Tapi, beberapa film yang gue
tonton selama 2 hari ini mengajarkan dan menyadarkan gue akan banyak hal.
Pernah nonton 1 litre of tears? Ya, mungkin ini film lama, buat beberapa orang
yang suka film bergenre action or thriller, mungkin ini akan jadi film yang
membosankan. Tapi, film ini bener-bener menyentuh lubuk hati sanubari yang
terdalam *halah mulai lebay* Film “1 litre of tears” menceritakan kehidupan
seorang gadis yang mengalami penyakit yang tidak bisa disembuhkan. Penyakit itu
mengambil semua yang ia miliki, termasuk mimpi-mimpinya. Tapi, gadis itu tak
pantang menyerah, ia terus berusaha untuk bisa hidup dengan baik dan berguna
bagi orang lain meskipun banyak hal yang tak bisa ia lakukan. Film itulah yang
menginspirasi gue untuk membuat tulisan ini.
Manusia
diciptakan oleh Tuhan dengan versi yang berbeda-beda, ada yang cantik, cerdas,
berbakat, dll namun adapula yang sebaliknya. Jika dilihat sekilas, Tuhan
seperti tidak adil, menciptakan manusia yang terlahir normal dan baik fisiknya,
namun Dia juga menciptakan manusia yang memiliki banyak kekurangan dan
disabilitas. Tapi di sisi lain, seharusnya manusia mengerti bahwa semua yang
dianugerahkan Tuhan padanya adalah hal yang terbaik untuknya. Allah knows best.
Manusia seharusnya banyak-banyak bersyukur karena telah dianugerahkan berbagai
hal padanya. Dilahirkan ke dunia saja merupakan sebuah anugerah, bisa melihat,
bisa mendengar, bisa makan, bisa berjalan, bisa tinggal di rumah, semuanya
adalah anugerah. Akankah anugerah itu di sia-sia kan begitu saja? Semuanya
tergantung pada manusia itu sendiri.
Saat
gue di usia SD, gue mulai menyadari banyak hal di diri gue yang berbeda dari
orang lain. Berpikir mengenai semua perbedaan itu, membuat gue kurang percaya
diri. I have a lot of weaknesses. Mungkin sebelumnya tak ada yang pernah tahu
hal ini, tapi inilah yang gue rasakan. Gue bisa bersosialisasi, mengobrol
dengan banyak orang, tapi sedikit demi sedikit gue mulai merasa orang-orang
melihat diri gue dengan tatapan yang berbeda. Terkadang gue merasa beberapa
ucapan dari mereka -yang mungkin mereka rasa itu hal yang biasa aja, tapi
ternyata itu seperti pisau yang melukai hati gue. Sejujurnya secara tidak
langsung, gue merasa diejek, dicemooh dan diremehkan. Mungkin gue terlalu
sensitif, berulangkali gue memikirkan hal itu, tapi tak ada yang bisa dilakukan.
Gue hanya bisa tersenyum atau menghindar untuk tidak mendengar kata-kata itu.
Semuanya gue simpan dalam hati, tapi lama-lama hati ini sesak dan akhirnya air
mata itu tumpah. Di saat-saat itu, gue hanya bisa mengadu sama Allah. Seperti
ada pergolakan batin dalam diri, gue memaki diri sendiri, menyalahkan diri
sendiri, dan yang gue tahu saat itu gue belum bisa menerima keadaan diri gue
ini. Tapi semakin bertambah usia, gue merasa apa yang gue miliki di diri gue,
ya itulah takdir gue. And physically, I can’t change it. Gue mulai menyadari,
hal yang gue punya bukan hanya kekurangan, tapi Allah juga memberi gue
kelebihan. Ya, gue masih punya kelebihan! Di luar dari itu semua, gue masih
bisa belajar dengan baik, menerima pelajaran hingga mendapat nilai yang baik –
yang tidak didapat oleh orang yang mencemooh gue itu. Allah masih memberi
banyak anugerah buat gue, gue punya keluarga yang baik, punya rumah sebagai
tempat tinggal, bisa sekolah, bisa makan teratur setiap hari, dll yang mungkin
tidak semua orang bisa seperti itu. Bodoh banget kalau dulu gue tidak pernah
bersyukur atas itu semua tapi malah memikirkan apa yang tidak ada dalam diri
gue! Bodoh sebodoh bodohnya!!
Sekarang,
ketika gue merasa kurang percaya diri karena kekurangan dalam diri, gue ingat
kata-kata ini –yang entah darimana asalnya-
“Kalau kamu merasa kamu punya kekurangan, coba lihat ke bawah, masih ada orang-orang yang tidak seberuntung dirimu. Ketika kamu merasa dirimu tidak cantik atau tampan, coba lihatlah disana masih banyak orang yang tidak bisa melihat parasnya karena ia buta. Ketika kamu merasa hidup dalam kemiskinan, coba lihatlah disana masih banyak orang yang tidak punya tempat tinggal dan bahkan untuk makan sekali saja masih kesulitan. Ketika kamu merasa salah satu bagian tubuhmu tidak proporsional, cobalah lihat disana masih banyak orang disabilitas –tidak bisa berjalan, mendengar, melihat, dll. Ketika kamu merasa dirimu memiliki banyak kekurangan, tidak bisa hidup layaknya orang normal, coba pikirkanlah bahwa adanya dirimu di dunia merupakan sebuah anugerah yang seharusnya tidak di sia-sia kan. Tuhan pasti punya alasan mengapa kau dilahirkan ke dunia ini. Allah knows best. Bagaimanapun keadaan dirimu, banyak-banyaklah bersyukur.”
Seperti
dalam Q.S Ibrahim : 7,
"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih."
Jadi, yuk kita perbanyak rasa
syukur kita! Jangan mengeluh melulu and think positively ^_^
Salam
penuh rasa syukur :D
Tuesday, May 6, 2014
Uli, Si Ulat Kecil part 1
Dikisahkan di suatu taman bunga hiduplah
seekor ulat kecil, panggil saja ia Uli. Uli sedikit berbeda dengan
teman-temannya. Uli masih seekor ulat padahal teman-temannya sudah banyak yang berubah menjadi kepompong
dan sedang menantikan perubahan wujud menjadi kupu-kupu. Beberapa teman lain bahkan
sudah menjadi kupu-kupu. Uli melewatkan satu periode dalam hidupnya, ketika
teman-teman yang lain sedang giat makan agar cepat menjadi kepompong, Uli
terdiam tak berdaya karena terkendala oleh satu dan lain hal. Uli menganggap
itu adalah masa kelamnya. Ketika teman–teman yang lain sudah menjadi kepompong,
Uli masih berusaha untuk menjadi kepompong.
Taman bunga tempat tinggal Uli dan
teman-temannya adalah taman bunga yang istimewa. Beragam perayaan diadakan
disana, seperti perayaan musim semi, perayaan panen polen, hingga perayaan
musim gugur. Ketika teman-temannya yang telah menjadi kupu-kupu sibuk dengan
berbagai perayaan di taman bunga itu, Uli selalu ingin bergabung dan membantu
mereka. Tapi sayang, Uli yang hanya seekor ulat kecil, tak punya kekuatan dan keistimewaan
lebih seperti teman-temannya. Teman-teman kupu-kupunya tak percaya akan
kemampuan Uli, hingga ia tak diperbolehkan ikut campur secara langsung pada
berbagai perayaan itu. Akhirnya, ia hanya membantu sebisanya. Dikala yang lain
mengatur ini dan itu, Uli hanya bisa mengangkut beberapa barang untuk perayaan.
Uli tak keberatan dengan itu semua, ia sadar dirinya hanya seekor ulat kecil
biasa.
Hari berganti hari, lambat laun Uli
merasa asing di taman bunga itu, ia merasa sangat sangat kecil di hadapan
kupu-kupu lain. Sedikit lagi ia akan menjadi kepompong, tapi ia merasa mulai
terabaikan oleh yang lain. Dalam hatinya berkata, “Mungkinkah aku tak terlihat?
Apakah mereka tak bisa merubah pandangannya akan diriku? Kapankah mereka akan percaya
pada kemampuanku?”. Uli hanya bisa terus berusaha untuk menjadi versi terbaik
dari dirinya hingga nanti saatnya ia bisa menjadi kupu - kupu seperti
teman-temannya.
Saturday, May 3, 2014
Motivation Training with Azhar Nurun Ala
Kemarin,
HMD Matematika UI mengadakan suatu acara “Motivation Training”, lagi-lagi
dengan pembicara yang amazing yaitu Kak Azhar Nurun Ala.
Azhar
Nurun Ala ialah seorang mahasiswa FKM UI angkatan 2009 dengan prodi Ilmu Gizi,
wakil ketua BEM UI 2013, penulis antologi prosa “Ja(t)uh” dan novel “Tuhan
Maha Romantis”, masih muda (yailah, lahir tahun 1993 --“),
tampan, tapi para wanita pasti kecewa karena Kak Azhar sudah beristri. Walaupun
Kak Azhar kuliah di fakultas Kebanyakan Muslimah, eh salah maksudnya Fakultas
Kesehatan Masyarakat, tapi ia punya passion di bidang sastra dan marketing. Mungkin
agak berseberangan dengan jurusan kuliahnya, tapi setahuku kak Azhar mulai
menemukan passionnya saat ia duduk di bangku perkuliahan. Sejujurnya, aku
senang sekali bisa bertemu dengan Kak Azhar dan mendengarkan sharing-sharing
pengalamannya. Sudah lama aku sering membaca blog & tumblr nya, dan kagum dengan
tulisan-tulisannya (yaah,
mungkin bisa dianggap sebagai fans nya *eh). Penasaran nggak
sih apa yang kemarin di-share sama Kak Azhar? Nih, aku coba merangkumnya.
Motivation
Training kali ini bertemakan “Menyeimbangkan waktu antara kuliah dan organisasi”,
tapi Kak Azhar mengatakan kalau ia bukanlah seorang trainer atau motivator jadi
ia hanya akan berbagi pengalamannya.
Kak
Azhar memulai dengan memperlihatkan grafik demografi penduduk Indonesia, dari
grafiknya terlihat bahwa mayoritas masyarakat Indonesia berada di usia
produktif dan itulah yang menjadi bonus demografi yang memberikan kesempatan bagi
Indonesia untuk bisa memajukan negaranya. Lalu, bagaimana kita memanfaatkan
bonus demografi tersebut? Ada 3 karakter utama masyarakat baru Indonesia,
yaitu:
1. Pendidikan
Tinggi
2. Well
Connected (melalui internet, social media, dll)
3. Native
democracy (lahir ketika dunia sudah demokrasi)
Walaupun memiliki bonus
demografi dan kekayaan alam yang melimpah, ironisnya Indonesia tidak mampu
memanfaatkannya dengan baik. Banyak perusahaan asing yang dengan mudahnya
mengeruk keuntungan dari kekayaan alam Indonesia, sebut saja Freeport. APBN
pemerintah pun masih jauh di bawah keuntungan Freeport yang mencapai 400
triliun/tahun. Kemudian, apakah kita mau menjadi bagian dari SOLUSI atau
menjadi tambahan MASALAH bagi Indonesia? Superman is dead. Hanya dengan seorang
presiden baru, tak serta merta masalah di indonesia selesai. Jadilah solusi
bagi Indonesia dan organisasi adalah jalan untuk belajar membantu Indonesia.
Mungkin
kita sebagai mahasiswa bertanya-tanya, bagaimana caranya merangkul organisasi
menjadi sahabat di masa perkuliahan ini? Kak Azhar memberikan 3 tipsnya, yaitu:
Sunday, March 16, 2014
Selamat Ulang Tahun, Pak..
Pak, hari ini kau bertambah usia. Sesosok pria yang sangat
berjasa dalam hidupku kini semakin tua. Tubuhmu kini tak sekuat dahulu, goresan
keriput di wajahmu mulai bertambah dan perlahan rambut putih mulai menghiasi
kepalamu.
Pak kaulah sosok pekerja keras, kau rela hanya mempunyai
satu hari libur dalam dua minggu untuk memenuhi semua kebutuhan keluarga
kecilmu ini. Kau bahkan sering tidak makan siang demi memberikan makanan yang
bergizi untuk anak-anakmu. Aku ingat cerita-ceritamu di kehidupan mudamu dulu.
Kau sekolah sembari membantu pekerjaan mbahkung di sawah hingga kekurangan
waktu untuk belajar. Saat lulus sekolah kau pun pergi merantau ke tempat yang jauh
untuk mencari kerja demi membiayai sekolah adik-adikmu. Kau begitu bertanggung
jawab ketika dua orang adikmu ikut menyusulmu ke tanah perantauan.
Pak, walaupun kau tak meng-adzaniku dan mendampingi ibu
saat aku lahir, tapi aku yakin di tanah perantauan sana kau pasti cemas dengan
keadaan ibu dan anak pertamamu ini. Kau merawat, menjaga dan selalu berusaha
untuk membahagiakan dan memenuhi segala kebutuhanku hingga detik ini. Terima
kasih pak..
Pak, tahukah kau bahwa aku sangat sangat menyayangimu? Kau
mengajarkanku banyak hal, mulai dari kesetiaan, tanggung jawab, kepedulian,
rela berkorban, kekuatan untuk bangkit dalam keterpurukan dan berbagai hal menakjubkan
lainnya. Pak, mungkin sampai detik ini aku belum bisa membahagiakanmu, aku
selalu merepotkan, tak mendengarkan nasihatmu, maafkan anakmu ini pak..
Pak, maafkan atas segala tetes air mata yang telah menetes
dari matamu karena sikap dan tingkahku..
Mungkin aku belum bisa memberikanmu apa-apa pak, hanya
sebait doa yang selalu kupanjatkan pada-Nya untuk segala kebahagiaanmu.
Saengil chukka hamnida appa :*
Selamat hari lahir, pak..
Kau begitu berharga dalam hidupku dan aku ingin kau selalu
bahagia hingga akhir hayat nanti.
Salam
cinta dari anakmu
Tuesday, March 4, 2014
Lika-liku Sang Pencari Alamat
Haloooo...
Udah lama
rasanya nggak bercerita di blog ini dan sekarang gue mau cerita lagi tentang
apa yang gue alami malam ini.
Hari ini
adalah hari pertama gue ngajar les privat dengan murid gue yang kedua. Rumahnya
deket sih, kalo naik angkot cuma sekali. Tapi kemudian muncul masalah, walau
gue dikasih alamat lengkapnya tapi gue nggak tau rute jalan ke rumahnya! Gue
cuma tau rutenya itu kalo dari margonda gue harus naik angkot sekali dan turun
di Jl. H. Fatimah! And that’s it!
Untungnya
sebelum berangkat ngajar gue inget kalo gue punya aplikasi google maps di hp,
so gue coba tuh cari dimana rumah murid gue itu. Niatnya mau ngegunain
teknologi canggih itu untuk tau persis rumah murid gue dimana, eh ternyata
alamat lengkapnya ngga ke-detect *sebenernya ini bikin gue bingung,
gue yg ngga bisa gunain aplikasinya atau emang aplikasinya yg ngga bisa nemuin
alamat sedetail itu* Yaudahlah yaaa, akhirnya gue cuma nyari jl. H. Fatimah
itu di sebelah mananya margonda, patokannya apa dan sebagainya. Pas liat
petanya yaaa seperti biasa gue sok-sok ngerti, ngangguk-angguk dan berkata
“hoo.. di sebelah sini toh jalannya, itu mah deket”
Abis
maghrib gue berangkat nih. Pas sampe margonda, awalnya gue rada bingung mau
naik angkot apa. Setelah sedikit nanya temen, gue memutuskan untuk naik angkot
D11. Selama di angkot gue sengaja duduk di pinggir biar bisa lebih leluasa
ngeliat jalan. Setelah keliatan papan bertuliskan “Jl. H. Fatimah” gue turun
dari angkot.
Kemudian
disinilah gue mulai bingung, mau naik ojek atau jalan kaki. Dalam benak gue
“Nomor rumahnya kan 40, deket lah yaa dari gang, bisa kali ya dari sini jalan
kaki buat nyari rumahnya. Yaudahlah jalan kaki aja” *gue bikin hipotesis ini dengan
asumsi kalo urutan nomor-nomor rumah di daerah itu sama kayak nomor-nomor rumah
yang di perumahan*. Trus gue jalan kaki tuh sambil ngeliatin nomor rumah di
jalan yang gue lewatin. Ada pertigaan, gue lurus. Ada belokan ke kanan atau
kiri, gue tetep jalan lurus. Pokoknya jalan luruuuus aja *Ya iyalah lurus nung, emang lu
kepiting jalannya miring?! -_-* Tapi serius, gue ambil jalan yang lurus ngikutin kata
hati #tsaaah. Sampai akhirnya gue ngerasa “ini kok jauh banget ya?” dan gue
belum ngeliat rumah dengan alamat RT dan RW yang sama kaya rumah murid gue itu.
“Duh, bisa-bisa gue nyasar nih”, dalam hati gue berkata begitu. Tapi gue masih
terus jalan sampai akhirnya gue stuck di pertigaan dengan warung yang agak gede
di pojok pertigaan itu. Nah disini gue inget kalo gue masih punya mulut yang
bisa buat nanya. Gue juga inget pelajaran yang sering ortu gue kasih kalo lagi
nyasar di jalan yaitu pura-pura beli sesuatu di warung -padahal bendanya nggak
lo butuhin banget- dan ngajak ibu warungnya ngobrol sekalian nanya alamat.
Beuh.. dahsyat kan tuh! Akhirnya gue ke warung itu, beli minuman botol sekalian
nanya alamat. Dan gue agak sedikit kaget karena ibu-ibu itu bilang kalo
alamatnya itu masih jauh. Jalannya menurun gitu dan ngelewatin kuburan –OH
NOOOO!!!! *lebay*- Ternyata hipotesis awal gue salah! Sotoy banget nggak sih
gue?! -____-
Dia nyaranin
gue buat naik ojek, sayangnya disitu nggak ada ojek -,- Trus dia nyuruh anaknya
buat nganterin gue ke daerah RW 14 –RW rumah murid gue- Duuh baik banget itu
ibu. Gue pun dianter sama anaknya ke daerah RW 14, ternyata anaknya ibu yg tadi
itu mau ke rumah bude nya yang di RW 14 juga.
Singkat
cerita setelah gue berpisah dan mengucapkan terima kasih sama anak yang
nganterin gue tadi, gue berkelana lagi, sendirian, mencari alamat dan tiba-tiba
muncul lagu “Kemanaaa..kemanaaa.. kemanaaa.. kuharus mencari kemanaaa~” di otak
gue.
Mungkin
karena gue jalan sendirian kayak anak ilang, ada seorang bapak yang nanya gue
mau kemana. Dalam hati gue, “Aaaah syukurlah akhirnya ada yang bisa ditanya
lagi” dan benar akhirnya bapak itu yang nunjukin arahnya. Kemudian sampailah
gue ke rumah murid gue, yeaay (/ ^o^)/
Tapi cerita
ini belum berhenti sampai disitu. Pas pulang, gue mencoba mengingat-ingat jalan
yang tadi dan dalam hati berkata “Pokoknya gue harus naik ojek sampe margonda”.
Harapan gue pupus seketika karena di pangkalan ojek nggak ada sama sekali
tukang ojeknya!! OH NOOOO... Seakan-akan datang tsunami, letusan gunung berapi dan
gempa dimana-mana, dunia gue runtuh seketika *Fix, yang ini lebay*
Tapi serius
gue bingung banget + takut juga karena ini udah hampir jam sembilan malem.
Apalagi sebelumnya gue dapet info kalo lagi banyak tindakan-tindakan kriminal
di UI dan sekitarnya. Makin parno lah gue.
Karena gue nggak suka keliatan kayak
orang linglung yang nungguin ojek yang belum pasti bakal dateng lagi atau
engga, gue memutuskan untuk berjalan kaki kembali. Jalanan semakin sepi,
ngelewatin kuburan dan berbagai situasi itu bikin gue tambah parno!
Setelah berjalan cukup jauh, gue mulai
dihadang oleh banyak pertigaan dan bingung mau jalan kemana. Gue ngerasa
tersesat dan tak tau arah jalan pulaaang *pliss ini bukan lagu, jangan
diterusin nyanyinya* Mau nanya orang, tapi jalanan udah sepi banget dan
nggak ada yang bisa ditanya. Dengan penuh keberanian, gue jalan lurus terus
ngikutin arah motor yang lewat dengan hipotesis bahwa jalanan yang dilewatin
banyak motor berarti jalan itu menuju jalan besar. Hipotesis gue kali ini bener,
gue menemukan secercah cahaya. Cahaya menuju ke jalan besar!!!
Gue ngerasa jalan besar itu adalah
jalan Juanda, tapi biar lebih pasti, gue buka lagi google maps. Dan ternyata
benar, itu jalan Juanda! Trus gue jalan sampe perempatan, nyebrang dengan aman
di zebra cross and finally bisa nemuin angkot buat pulang. Huaaaaah... akhirnya
perjalanan cukup panjang yang melelahkan gue berakhir disini.
Sebenernya
banyak hikmah yang bisa dipetik dari kisah gue malam ini, salah satunya adalah pertolongan Allah itu dekat, so be brave and
face the challenges :D
Sekian
Subscribe to:
Posts (Atom)
About Me
- Nungky Kurniawanti
- seorang wanita yang masih terus belajar, berusaha berbagi, menginspirasi, bermanfaat dan bermakna bagi orang lain. Doakan ya :)
Popular Posts
-
Implementasi Aqidah di Bidang Seni dan Budaya Pengertian, Ruang Lingkup Seni dan Budaya Kebudayaan berasal dari bahasa sa...
-
Nggak terasa udah setahun lamanya sekolah di SMA 4, sekarang gue udah kelas XI. Waktu itu pembagian kelasnya ditempel di papan pengumuman...
-
Harusnya postingan ini gue post kemarin, berhubung tugas yang lagi banyak banget gue ngga bisa langsung posting ini. Emang kemarin ada k...
-
Di kelas XII ini bener-bener masa yang tersibuk, tergalau, tapi juga terseru dan terasik! Mau tau kenapa? Check it out! (halah..) ...
-
Halooo... selamat siang kawula muda *ngomong gaya Dodit* Siang terik begini gue pengen cerita tentang sebuah daer...
-
Halooo... Akhirnya gue bisa nge-blog lagi di sela-sela padatnya kuliah *inhale* *exhale* Kali ini gue mau sedikit mencerita...
-
Akhirnya di tanggal 18 Juli 2011, masa-masa kelas XII pun dimulai. Awalnya gue deg-deg an banget bakal sekelas sama siapa. Apa temen-temen...
-
A 2,14 L sample of hydrogen chloride (HCl) gas at 2,61 atm and 28 C is completely dissolved in 668 mL of water to form hydrchloric acid sol...
-
Kemarin, HMD Matematika UI mengadakan suatu acara “Motivation Training”, lagi-lagi dengan pembicara yang amazing yaitu Kak Azhar Nurun Ala...
-
Review text Review text is a text that has social function to summarize, analy z e, and respond to literary works. Some literary wor...
Friend's Blog
Labels
- Al-Qur'an (2)
- All about College (3)
- artikel (3)
- books (1)
- cerita (3)
- curcol (7)
- Hadis (4)
- hang-out (1)
- hanya tulisan (8)
- iseng (2)
- Jalan-Jalan (3)
- Let's sing a song (9)
- Obral - Obrol (3)
- organisasi (2)
- Puisi (4)
- Putih abu-abu (6)
- refleksidiri (1)
- study (4)
- tips (3)
- vacation (1)
- woman (1)
- Word and Quote (4)